Kisah Misdiah, Ibu Pejuang 30 Tahun Jadi Pemulung Demi Keluarga

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email

Surabaya ,http://kabarhits.id

Ditengah hiruk pikuk perayaan Hari Ibu, terkadang kita lupa bahwa di balik setiap senyuman dan kasih sayang seorang ibu, tersimpan perjuangan dan pengorbanan yang tak ternilai. Salah satu sosok ibu yang menginspirasi adalah Misdiah, seorang janda berusia 51 tahun yang tinggal di sebuah gubuk kecil di kawasan Jalan Semolowaru Selatan Gang 1 Nomor 22C Surabaya, Jawa Timur.

Selama lebih dari 30 tahun, Misdiah menjadi tulang punggung keluarga dengan profesi sebagai pemulung. Setiap hari, ia mengayunkan langkahnya dari pukul 6 pagi hingga 3 sore untuk mengumpulkan rongsokan demi menghidupi anak dan cucunya.

“Saya sudah 30 tahun lebih jadi pemulung. Ini untuk menghidupi anak dan cucu saya. Walaupun penghasilannya sedikit, saya tetap semangat. Saya tidak mau merepotkan anak saya,” ujar Misdiah.

Meskipun penghasilannya hanya berkisar Rp15.000 – Rp20.000 per hari, semangat Misdiah tak pernah padam. Ia bahkan tetap bekerja sebagai pemulung meski kedua matanya mengalami gangguan akibat terkena cipratan cairan pembersih lantai. Misdiah terus menabung demi cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci.

“Saya ingin sekali naik haji. Doakan saya ya,” harap Misdiah.

Santi, anak Misdiah yang kini berusia 27 tahun, mengaku sangat bangga memiliki sosok ibu seperti Misdiah. “Saya pernah menyuruh ibu untuk berhenti bekerja mencari rongsokan, tapi ibu tetap bersikeras. Ibu ingin membantu menambah penghasilan keluarga,” ungkap Santi.

Santi berharap doa ibunya bisa segera terkabul agar Misdiah bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci. “Semoga ibu bisa segera naik haji. Saya selalu mendoakan ibu,” kata Santi.

Kisah Misdiah adalah bukti nyata kekuatan dan ketegaran seorang perempuan. Semangat perjuangan seorang ibu bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk tak kenal lelah meraih mimpi dan tetap memberikan yang terbaik bagi keluarga.* Bgs

Berita Terkait

Scroll to Top