BHS Pertimbangkan Usul Warga Kletek Sidoarjo, Eks Lahan Timbangan Dijadikan Halte

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Sidoarjo,http://kabarhits.id/

Menjadi wakil rakyat di DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS) diwaduli masyarakat di wilayah Desa Kletek, Kecamatan Taman Sidoarjo yang lahan eks jembatan timbang telah beralih fungsi menjadi warung kopi dan tempat hiburan malam yang dinilai meresahkan warga.

Hal tersebut, salah satunya diutarakan Plh Kades Kletek, M. Cholis yang mewakili aspirasi warganya, saat bertemu dengan Bambang Haryo Soekartono, Anggota DPR RI Komisi VII, pada Rabu (4/6/2025) di lahan eks jembatan timbang yang dipermasalahkan tersebut.

Pemerintah Desa Kletek, Kecamatan Taman, mengusulkan agar eks lahan jembatan timbang yang berada di wilayahnya dialihfungsikan menjadi halte bus Trans Jatim. Usulan tersebut muncul sebagai respons atas keluhan warga yang resah dengan alih fungsi lahan menjadi warung kopi dan tempat hiburan malam yang dinilai meresahkan.

“Harapan kami karena di sini ada jalur Trans Jatim jurusan Bungurasih-Mojokerto, bisa dimanfaatkan sebagai halte. Selama ini justru dijadikan warung kopi yang malam harinya diduga menyediakan minuman keras, ada perempuan, karaoke, yang seharusnya berizin,” ucap Plh Kepala Desa Kletek, M Cholis, Rabu (4/6/2025).

Ia menambahkan, warga sekitar sudah mendesak agar warung tersebut ditutup karena beralih fungsi menjadi tempat hiburan malam yang menyediakan pemandu lagu dan minuman keras. Usulan ini disampaikan langsung saat bertemu anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS), yang bersama teamnya meninjau langsung lokasi eks jembatan timbang yang telah lama tidak beroperasi.

“Saya pikir ini ide yang bagus dan bisa direalisasikan. Tapi tentu harus melalui kajian lalu lintas terlebih dahulu,” ujar Bambang Haryo.

Namun, Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jawa Timur itu menegaskan, jika lokasi tersebut menimbulkan kemacetan, terutama karena berada di dekat titik putar balik kendaraan, maka rencana itu perlu dikaji ulang.

“Kalau mengganggu arus, ya jangan. Jangan sampai justru menambah kemacetan di sini,” ungkapnya.

Sebelumnya, jembatan timbang di Desa Kletek telah dipindahkan ke wilayah Trosobo. Namun, kinerjanya dinilai belum optimal karena hanya beroperasi di jam-jam tertentu. Padahal, saat masih dikelola Dinas Perhubungan Jatim, jembatan timbang tersebut beroperasi penuh selama 24 jam.

“Dulu saat dikelola Dishub Jatim sangat baik. Operasional 24 jam sehingga bisa menyaring kendaraan ODL (Over Dimension Over Load) yang tak boleh masuk ke Sidoarjo atau Surabaya,” ujar Bambang Haryo.

Ia juga menyoroti kondisi 20 jembatan timbang di Jawa Timur, yang menurutnya sebagian besar tidak berfungsi maksimal. “Dari 20 jembatan timbang, baru lima yang beroperasi baik. Sisanya belum maksimal,” tegas BHS.(Ryn)

Berita Terkait

Scroll to Top